Monday, June 17, 2013

Frugal For The Environment

Baca soal Frugal Mommy dan Frugal Living, gue jadi inget kebiasaan di rumah waktu kecil. Belajar hemat dari Ibu, gue lihat Ibu biasa beli kebutuhan rutin rumah tangga dalam jumlah yang cukup untuk sebulan, atau malah beberapa bulan bila produk tersebut nggak rawan rusak sebelum habis. 

Gue nggak pernah lihat Ibu beli, misalnya, sabun cuci piring, cuci baju, sampo, pewangi pakaian, dan produk-produk kayak gini dalam sachet kecil yang buat satu atau beberapa kali pakai saja. Kata Ibu, beli kemasan satu botol, satu liter atau satu kilogram harganya lebih murah ketimbang kemasan kecil. Kebiasaan ini kebawa pas gue berumah tangga sendiri.

Yang gue lakukan sekarang:
1.   Beli literan atau kiloan. Bahkan untuk sabun cuci piring dan obat pel yang gue nggak berganti-ganti aroma dan merek, gue beli dalam kemasan jerigen. Gue itung-itung bisa irit hampir seribu rupiah per liternya pake cara ini dan belinya cuma 1-2 kali setahun. Ngurangin sampah kemasan juga, kan?
2.   Beli lebih banyak pas harganya didiskon cukup gede. Terutama buat diaper, susu UHT, sama jus kemasan yang harganya lumayan juga, ya, sekarang ini *lap keringet*. Untuk jus dan susu, jangan lupa perhatikan kemampuan konsumsi vs tanggal kadaluarsa. Diaper juga nggak bisa disimpen kelamaan kalau lingkungan rumah agak lembap. Warnanya bisa berubah kekuningan dan timbul bercak-bercak. Tapi kayaknya nggak memengaruhi kualitas, dan gue perhatiin juga bukan jamur, kok.
Diaper kadang diskonnya naik turun dan jumlahnya per pak berbeda-beda tiap ukuran. Jadi akhirnya gue patok harga per lembar pas diskon, buka kalkulator dulu tiap mau beli harga promo. Kalau harganya kisaran 1500-1600 rupiah per piece gue beli banyakan buat stok, tapi kalau diatas 2000 rupiah gue akan tunda beli kecuali betul-betul keabisan.
3.   Memilih barang-barang yang masa pakainya lebih lama meski harganya agak lebih mahal. Lampu LED Panasonic terbaru mengklaim masa hidupnya sampe 25.000 jam. Wah, anggeplah nyala semaleman selama 12 jam, berarti umurnya bisa nyampe 6 tahun, dong. Lumayan juga, ya, beli lampu seenggaknya cukup 5-6 tahun sekali. Apalagi lampu ini didesain tahan terhadap tegangan yang nggak stabil dengan range 60-330V. Kalau lampu lain meredup kala tegangan turun, Panasonic LED tetap terang berkat adanya Protection Circuit-nya . Meredup itu sinyal lampu sedang overheat, lho. Kalau sering gini bikin lampu lebih cepat rusak/mati.


4.   Pake promo kartu kredit dan kupon (voucher) untuk jajan di mal. Tanpa disadari ternyata ngemil cantik kayak beli bubble tea, kopi, takoyaki, donat, pancake, dan crepes itu kalau di-cut ternyata bisa menghemat banyak, lho.

5.   Khusus untuk barang elektronik, sedapat mungkin pilih produk yang eco-friendly atau lebih kecil dayanya. Inilah yang jadi alasan sebaiknya untuk barang-barang tertentu kayak AC, setrika, dan kulkas mendingan beli barang baru ketimbang bekas. Karena biasanya walau masih berfungsi dengan baik, barang lama dayanya jauh lebih tinggi. Demikian juga untuk lampu. Lampu hemat energi bisa menghemat daya sampai 1/6, bahkan bisa sampai 1/8 dari lampu pijar. Apalagi sekarang ada yang berwarna kekuningan juga, jadi nggak silau untuk kamar tidur.


Terakhir, sedapat mungkin memilih barang-barang dari pabrik atau produsen yang menerapkan eco-friendly manufacture. Misalnya seperti pabrik lampu LED Panasonic di Pasuruan, Jawa Timur yang telah menyuplai lampu LED untuk pasar Jepang sejak tahun 2010, kemudian pasar Eropa dan Amerika Serikat. Baru tahun ini justru dipasarkan di Indonesia sendiri.

Pabriknya dari tahun ke tahun memantau dan meningkatkan level zero emission-nya, termasuk dari pengurangan konsumsi listrik, pemrosesan limbah, dan penggunaan material yang bisa didaur ulang. Dari produknya pun sampai saat ini sudah 95% hanya eco-friendly product. Hanya tersisa 5% produksi lampu TL (neon) yang masih belum eco. Hebat, ya, sudah dikelola oleh orang Indonesia sendiri, berstandar tinggi pula! Baru pabrik ini saja yang berani mengklaim being eco factory di Indonesia.

Gue pikir meskipun belum bisa berbuat banyak untuk melestarikan lingkungan, moga-moga dengan mendukung produsen yang eco-friendly seenggaknya gue bisa sedikiiitt aja punya andil :). Being frugal juga bisa mengenai lingkungan, kan? Dengan peduli lingkungan dari sekarang, kita bisa menghemat sumber daya untuk anak cucu kita.

*edited version published at http://mommiesdaily.com/2015/04/01/takut-pelecehan-atau-bullying-terjadi-pada-anak-anda-ini-caranya-bertanya/