Thursday, June 16, 2016

Risiko Penyakit Jantung pada Wanita


Penyakit kardiovaskular, atau yang lebih umum disebut penyakit jantung, cukup menjadi perhatian pemerintah dengan anggaran BPJS sebesar 12 T khusus untuk penanganan penyakit ini dari total anggaran sebesar 52 T. Data ini diungkapkan saat pertemuan tahunan Asosiasi Jantung Indonesia pertengahan April lalu.

Saat saya tanyakan, adakah 'resep' meminimalkan resiko penyakit kardiovaskular non bawaan pada orang dewasa selain faktor-faktor yang 'mainstream' seperti pola makan sehat, olahraga, dan menghindari rokok-alkohol? Ternyata nggak ada. Sudah berputar-putar saja disitu rekomendasinya, sebagaimana yang kita sering dengar dan baca di berbagai acara dan literatur tentang kesehatan.

Tapi, ternyata ada satu faktor lagi yang baru diketahui dan selama ini agak luput dari perhatian, yaitu pola makan saat usia kanak-kanak. Yang terkait langsung dengan ini adalah pemberian susu formula dan tata cara serta jadwal pemberian makan saat mulai MPASI. Mommies jaman sekarang pasti sudah hafal kalau komposisi susu formula meningkatkan resiko obesitas di masa depan. Takaran pemberiannya yang membuat perut bayi langsung kenyang berjam-jam juga secara jangka panjang membuat anak terbiasa makan sampai perut penuhPola makan yang memaksa anak makan banyak juga bagian dari ini.

Bagaimana hal ini disimpulkan?

Baru-baru ini ditemukan bahwa foam cell, yaitu sel busa makrofag yang merupakan cikal bakal plak (endapan) penyumbat pembuluh darah penyebab serangan jantung sudah ditemukan pada anak semuda 10 tahun. Penemuan ini sebenarnya tidak sengaja karena penelitian yang menjalankan autopsi beberapa jenazah anak-anak dengan berbagai sebab kematian tidak terkait langsung dengan masalah obesitas atau pun penyakit kardiovaskular.

Namun bagi kalangan yang concern dengan bidang kardiovaskular, ini diartikan sebagai peringatan dini bahwa ternyata pemicu timbulnya penyakit kardiovaskular harus ditarik mundur lebih jauh dari sekedar gaya hidup semasa dewasa. Waspada, ya, Moms!

Selain perlu memonitor pola makan dan gerak anak-anak, ternyata kita juga harus mewaspadai munculnya gejala penyakit kardiovaskular yang belakangan meningkat prosentasenya di kalangan perempuan. Selama ini resiko penyakit jantung pada wanita yang masuk dalam range usia 25-45 tahun memang masih lebih rendah ketimbang pria.

Ini diantaranya karena:
  • wanita lebih sedikit yang terpapar atau menjadi perokok.
  • jam kerja (bagi wanita pekerja) yang lebih pendek dibanding pria yang lebih cenderung lembur. Jadi kecenderungan untuk duduk statis dalam waktu yang lama juga berkurang.
  • poin diatas juga terkait dengan kecenderungan untuk bergadang/kurang tidur yang lebih sedikit.
  • tingkat stres dalam pekerjaan relatif lebih rendah (misalnya karena di beberapa bidang masih di back-up kolega pria, serta prosentase wanita yang duduk di kursi pimpinan lebih sedikit), dan
  • kebanyakan wanita lebih concern terhadap pola makan sehat ketimbang pria.
Satu hal yang juga cukup menentukan, adalah aktifnya hormon estrogen di masa usia tersebut. Ini penyebab pada usia diatas 45 tahun, saat mulai menopause dan tingkat hormon estrogen menurun, resiko penyakit jantung ikut meningkat tajam dan jumlah penderitanya menyalip jumlah penderita pria. Demikian pula tingkat keparahan maupun mortalitasnya.

The good news is, ini lebih banyak terjadi pada wanita yang sejak sebelum menopause pola hidupnya sudah berantakan berdasarkan poin-poin diatas. Bagi yang konsisten hidup sehat, resikonya tentu jauh lebih rendah.

O, ya, menurut DR. Dr . Antonia Anna Lukito, SpJP(K) yang juga menjabat sebagai wakil Sekretaris I Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), banyak wanita yang tidak sadar kalau punya penyakit jantung bawaan sampai kemudian hamil dan ternyata kehamilan tersebut membahayakan bagi kondisi jantungnya. Karena itu disarankan sebaiknya sebelum menikah, lakukan premarital check-up yang diantaranya juga bisa sambil mendeteksi kelainan jantung bawaan pada calon ibu.



edited version published in 
http://mommiesdaily.com/2016/06/06/perempuan-waspadai-risiko-penyakit-jantung-jantung/

Tuesday, June 7, 2016

Wardah Exclusive Matte Lip Cream: Review and Swatch


Wardah baru saja rilis liquid lipstick terbaru beberapa bulan belakangan ini mengikuti euforia matte lipstick.

Line ini so far ada 6 warna:

01 Red-Dicted
02 Fuchsionately
03 See You Latte
04 Pink Me
05 Speachless
06 Feeling Red

Entah kenapa yang ada di konter, dikirim ke buzzer, dan beauty bloggers cuma no 01, 02, 03, sementara sisanya cuma ada di online shops. Jadilah yang lebih banyak direview dan swatch ya cuma 3 warna itu. Susah banget cari swatch dan original pic yang mendekati aslinya untuk keenam warna.




Review Warna 

Di pic berikut ini gue kelompokin lebih ke warna yang mirip supaya kebeda, ya, jadi nggak sesuai urutan warna.

foto terdekat sama warna asli yang bisa gue bikin

01 dan 06 sekilas mirip. Sama-sama ada tone bluenya. Tapi 01 Red-dicted lebih gelap dan cenderung blood red, sementara 06 Feeling Red lebih terang dan arahnya ke merah cabe rawit atau bendera. Menurut gue keduanya cocok buat kulit apapun asal....berani pake karena warnanya bold.

02 dan 04 pink yang beda. 02 Fuchsionately lebih ke arah fuchsia alias keunguan sesuai warnanya, sementara 04 Pink Me pink muda ada unsur milky di warnanya. Di gue yang NC30an, keduanya bikin gue kayak dakocan..haha. Lebih perlu ekstra pede pakai warna-warna ini ketimbang 01 dan 06.

03 dan 05 sekilas mirip di wadah tapi aslinya beda banget karena 03 See You Latte adalah pinkish nude sementara 05 Speachless peach milky dan kuat orangenya. Nasib 05 di gue sama kayak 04, pucet tapi jeder. Mau nggak mau mesti di-tone-down supaya lebih masuk ke warna kulit. Eh, tapi sekali lagi kalo pede atau udah biasa pakai warna-warna ini, ya, baik-baik aja kok. 

Nah si 03 muted warnanya. Muted apa, deh, terjemahannya, ya...redup gitu. Jadi cocok buat tone down semua warna lain biar ga terlalu jreng. Dipake sendiri pun nggak kuatir terlalu pucet karena ternyata pinknya cukup kuat

Ini ketahuan pas gue coba pakai jadi blush ala Rollover Reaction. Udah tancap gas aja 03 campur 05, eehh, ternyata merraahhh. Coba lagi pake 03 doang ternyata emang kuat merahnya. Nggak se-nude RR Lizzy.

Tekstur, Staying Power, dan Pigmentasi 

Overall teksturnya gue bilang agak encer dan nggak bisa sekali poles langsung dapet warna yang rata dan opaque. Mesti beberapa kali pulas. Temen yang pake Girlactic bilang lebih kentel dan lebih opaque Girlactic. Yaiyalah harga seperenemnya, ya, kak, haha.

Pas belum ngeset warnanya bisa langsung dihapus, tapi begitu ngeset cukup awet dan ga nempel kemana-mana. Dihapus juga nggak langsung ilang tapi smudgy gitu. Ketahanan lumayan, ada lah setidaknya 6 jam lebih termasuk udah dipakai makan. Tapi sekali lagi jangan dibandingin sama Girlactic, yaa XD.

swatch under natural light. 

FYI bibir gue rewel sangat. Pake macem-macem lipstik in the end pasti kering walau itu lipstick creamy dari brand mahal sekalipun kayak Urban Decay, Estee Lauder, NARS, Bobbi Brown, maupun YSL. 

Jangan nanyain MAC, ya, kaga bisa gue. Udah coret semua line dia, bahkan yang paling moist sekalipun masih kering banget aftermathnya di gue. Keringnya beda sama brand diatas yang efeknya kayak abis pake lipbalm. Kering, ngeletek, tapi ada lapisan mulus dibawahnya. Nah, pake MAC sama kayak NYX Round, kering, ngeletek, dikopek ancur beibeh.

Nah, untuk Wardah matte lip cream ini, as any other matte lip colors, ada sensasi nempel ketat gitu ke bibir. Tapi somehow nggak ngeringin parah di gue. Nggak kayak waktu pake NYX Round atau Megashine yang begitu kering langsung bibir meletek-meletek. 
Oiya ada sensasi stingy pas pertama pake. Gue notice karena baca review RR ada yang bilang begini dan bikin gue mundur mau beli. Eh, taunya Wardah lip cream ini juga gitu. Tapi in continuous use nggak ada efek gimana-gimana di gue (si review RR bilang, RR di pemakaian kedua bikin kering ancur di dia).

Nah, terus, kalo nggak nempel kemana-mana dan susah dihapus, gimana bersihinnya? Gue sih pake Kose Softymo cleansing oil bisa langsung bersih, kok. Sementara pake c/o Hadalabo masih kurang bersih. Yang nggak punya c/o mungkin bisa pake eye & lips waterproof remover.

Gue nggak terlalu suka juga sama aplikatornya. Entah karena si aplikator, tekstur yang encer, atau guenya yang nggak biasa pake liquid products, agak susah pake Wardah ini kalo lagi buru-buru. Ujung-ujungnya gue colekin aja produk di aplikatornya pake lipbrush gue, baru apply. Lebih cepet rapi dan rata.

Conclusion:

Dengan harga resmi konter 59ribu, matte lip cream ini cukup worth to buy melihat kualitas warna dan staying powernya. Tapi kalo dapetnya di harga mahal, range harga di online shops antara 55-75ribu sebelum ongkir, mungkin jadinya nambah sedikit udah banyak alternatif lain, ya, kayak Rollover Reaction atau NYX SMLC.


note:
all items used in this article are my own personal make up, none are endorsed from any store or brand.