Monday, December 14, 2009

edit-DSC02166

Devan got his first tooth at 8.5 months. The fastest among his siblings. Darris was at 11 months, and Dellynn at 10. Both were almost at the same time with their first steps. With Devan, I realized there was a new tooth when it slightly scratched the metal spoon I use to feed him. Oh well, that explains the slight fever he got a few days ago. When I thought he was going to catch a cold because his brother is constantly coughing and her sister got runny nose.

Now I’m planning to buy him a feeding teether. Hmm…this Sassy Feeding Teether looks tempting. It has replacement bags too. I think I’m going to grab it at the nearest baby store.

Since Devan is my third child, I supposedly have tons of teethers available without having to buy a new one, right? Mmm nope. Well I bought one or two for Darris, but turns out he and my 3 years old girl Dellynn was not very of fond putting everything into their mouth. But this baby seems to have his mouth as hands-expansion. Once something within his grab, the next second it’s in his mouth.

When a baby is growing a tooth, some symptoms like ‘chewy’, drooling, slight fever, or crankiness might occur. Feeding time could become a challenge too since they don’t feel comfortable with their mouth and gum.

Teether won’t be much useful if your baby is not the chewy kind. Maybe the one with freezable gel inside will still work to comfort the swollen gum. But the others will just work as a usual toy. The drooling baby will need a bib more than a teether, while the cranky one just wont stop bugging you or they tend to nurse more often than usual to seek comfort.

So, teether is not for every baby. Teether doesn’t stimulate growing a tooth either. Every baby has their personal schedule when it comes to a milestone. No need to hurry things up. Hurrying things will make us frustrated with multiple failures. The ability / skill will eventually show up when it’s time.

The bottom line is there’s actually no need to give your baby a teether unless he's always looking for something to chew (like your fingers or nipples :) ).  Frozen finger foods will be more useful, healthier, and more hygienic than a teether.

*first published in http://mommiesdaily.com/2009/12/14/first-tooth-teether/

Friday, October 9, 2009

Mini Tote Bag Organizer


Sempet disebut-sebut di posting yang ini, sekarang gue mau bahas khusus si Mini Tote Bag Organizer ini.

courtesy of Jeng Opi van pernakpanik

Keterangan dari Jeng Opi:
- Bentuknya sama kayak Siggy, cuma ngga ada bordiran dan tanpa dust bag
- Ukuran besar: 28 cm X 20 cm X 8cm
- Fully padded (semua dilapisi busa)
- Zippered Pocket on the back

Lho, dulu katanya Siggy Bag? Ho oh, yep, emang. Siggy karena pake signature 'Bencong FD' atau 'MP Addict', istilah yang umum dipake di forum Fashionesedaily (FD). Tapi sekarang karena dipasarkan di luar FD, maka produk yang belakangan gak pake signature. Namanya pun jadi Mini Tote Bag Organizer. Oiyah, bahannya si Mini Tote ngga waterproof, sementara Siggy Bag waterproof. Bahan ngga terlalu signifikan kayaknya yah? Apa mau dipake brenang? :D

Sesuai namanya, gunanya yaaa...bikin tas lebih terorganisir :D
Gue sampe ga pernah beli tas yang blong gitu gara-gara ga tahan semua barang campur aduk jadi satu di dasar tas. Tapi sekarang udah ada Mini Tote Bag Organizer doongg...bukan masalah lagi doongg...

Seberapa banyak barang yang bisa di-organize sama tas kecil ini? Berikut hasil abuse-an gue :))


detilnya (nyontek posting sebelumnya):
- tisu basah 2 pak, tisu kering 2 pak
- lipetan kantong kresek,
- 2 diaper biasa, 1 diaper pants,
- 1 stel (atas bawah) baju cadangan Devan,
- sewadah kapas basah buat cebok,
- toiletries (BBW Pocket Bac 90ml, BBW Splash Dancing Waters 60ml, talk mini, minyak telon 30ml, baby cream 50ml),
- printilan lain (kasa alkohol sachet, karet, recehan, cottonbud, korek api *ngga gw ngga ngerokok, demikian pula bapaknya krucil* - jangan tanya buat apaan printilan ini, anggep aja p3K :D)

Di sisi kiri (ato kanan, terserah ngeliatnya dari mana :D), ada kaitan buat nyangkutin kunci (bisa kunci rumah ato kendaraan), supaya ngga ribet kudu ubek-ubek seisi tas sekedar buat nyari kunci yang kelelep. Sisi satunya sebenernya gue udah rikues untuk dikasi kaitan juga, tapi rupanya blue printnya tidak begitu *lirik juragan bagO*. Maka akhirnyalah gue sangkutin sendiri kuncian dustbagnya *astaga, kesian benneerr*, biar ada! Wahahaha...


Kaitan yang ini gue pake nyangkutin tali panjang tempat nyangkutnya hape :D
Kenapa? Supaya hape tersebut tidak kelelep juga sebagaimana kunci-kunci tadi ceritanya. Tinggal tarik talinya, kepancing dah hapenya :))
Kenapa gak diselipin ke pocket Mini Tote seperti seharusnya? Yaelah, kaga liat luh udah segitu isinya? :P

Salah satu sisi luar Mini Tote ini, ada pocket yang pake ritsleting. Keliatan kan dari gambar Mini Tote biru diatas? Bisa buat hape, small change, ato apa aja deh yang sekiranya perlu diamanin lebih ketat :D

So, that's how I change my bag, into Diaper Bag...
*yah well, selain karena kikir males beli diaper bag beneran yang harganya juta-juta itu cencunyah hihihihi...*

Friday, June 12, 2009

Kalau Bayimu Dibilang Hipoglikemik ...

(as posted by Ellen Kristi at Facebook Notes)
Share
Yesterday at 2:41pm

Salah satu faset dari cerita lahirnya Gandhi adalah diagnosis dia mengalami hipoglikemia alias gula darah rendah.

Alkisah, setelah selesai IMD dan Gandhi dibawa ke ruang perawatan untuk dibersihkan dsb., datanglah seorang perawat memberitahuku: "Bu, bayinya nanti belum bisa rooming-in dulu karena setelah diperiksa gula darah sewaktu (GDS)-nya kurang dari 45, padahal bayi Ibu besar, lebih dari 4kg. Jadi kata dokter harus diberi susu formula dulu supaya GDS-nya paling tidak 50."

Tentu saja aku kaget dan spontan menolak. Wong sudah tanda tangan pernyataan mau ASIX kok tiba2 anak mau didublak sufor. Kebetulan perawat itu juga tidak bisa menerangkan dengan jelas pengaruh GDS rendah pada kondisi bayi. Cuma bilang, "nanti bisa kejang-kejang" ... hahhh??? Itu ilmiah atau cuma akal-akalan biar bayi dikasih sufor ya? Soalnya sampai hari itu juga, aku belum pernah dengar ketentuan bayi besar harus dikasih sufor kalau GDS-nya rendah --- wong di kliniknya ibuku juga suka ada bayi besar (malah sampai 4,5kg) tapi ga pernah dicek GDS dan tidak pernah ada riwayat bayi kejang karena GDS rendah. Jadi, dengan kukuh aku bilang TIDAK SETUJU bayiku dikasih sufor dan si perawat dengan wajah agak gimana gitu bilang, "Ya, itu hak Ibu, pokoknya kan kami sudah memberitahu."

Sampai di kamar, aku langsung minta Gandhi diantar rooming-in dan mulailah proses belajar menyusu. Ternyata gampang banget, Gandhi langsung pinter dan aktif menyusu. Beberapa jam kemudian, menjelang jam 9 malam kayaknya, si perawat yang tadi masuk lagi ke kamar dan tanya apa ASI-ku sudah keluar. Aku bilang iya. Apa bayinya sudah bisa menyusu. Lagi-lagi kubilang iya, kutegaskan bayiku nyusunya kenceng dan ASI-ku juga dah banyak (banyak kan relatif to???). "Kalau begitu saya bawa dulu bayinya untuk dites lagi GDS-nya ya!" Halah .... ternyata soal GDS lagi!

Dalam hati aku heran, kenapa sih soal GDS ini kayaknya penting banget, sampe malam2 Gandhi harus dites (dengan dicoblos??). Tapi aku ngerasa ditantang, apa betul ASI-ku dah keluar, jadi kuijinkan Gandhi dites dengan peringatan, "Pokoknya saya ga mau bayi saya dikasih sufor lo, Sus!" Si perawat agak kesal wajahnya dan menukas, "Iya, itu kan hak ibu mau dikasih sufor atau tidak ..." Kira2 setengah jam kemudian, si perawat mengembalikan Gandhi ke kamar dan memberitahu, "GDS-nya sudah bagus kok, Bu, 49." Aku juga ikut lega ... berarti ASI-ku bekerja dengan baik :-) dan sejak itu sampai kami pulang besoknya DSA dan si perawat ga pernah ribut lagi soal GDS.

Jadi, bagaimana sebetulnya duduk perkara soal GDS ini secara ilmu kesehatan anak?

DSA di rumkit sempat mencoba menjelaskan, tapi tidak jauh beda dari si perawat. Hanya bilang kalau bayi besar dan GDS rendah bisa berisiko anak kejang-kejang. Entah karena si dokter sibuk mau visit ke bayi yang lain atau akunya yang males minta penjelasan lebih lanjut, cukup sekianlah argumennya. Sangat tidak jelas, bagiku.

Aku baru mendapat jawaban yang lengkap waktu baca2 buku baru --- The Ultimate Breastfeeding Book of Answers tulisan Dr. Jack Newman dan Teresa Pitman --- yang dikadokan konco2 AIMI Semarang hari Minggu lalu. Ada di halaman 301-307. Berikut ini intisarinya:

FAKTOR RISIKO

Ternyata betul. Bayi tertentu berisiko mengalami hipoglikemia dan akibatnya bisa fatal. Penurunan kadar gula darah yang serius dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

Tetapi, bayi 'tertentu' mana yang berisiko itu?

1. Bayi dari ibu penderita diabetes --- karena sejak dalam kandungan, bayi sudah terbiasa mengeluarkan insulin kadar tinggi untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah ibu. Ketika ia lahir, ia tidak lagi mendapat asupan gula dari ibunya, tetapi mekanisme sekresi hormon insulinnya belum bekerja baik, sehingga kadar gula darah bayi turun secara drastis.

2. Bayi yang lahir prematur --- karena tidak memiliki banyak cadangan glikogen (gula kompleks yang bisa digunakan sewaktu2 kalau tubuh butuh glukosa), juga mekanisme produksi gula darah mereka belum berkembang dengan baik.

3. Bayi yang kurang gizi selama kehamilan, berat badan lahir terlalu rendah sekalipun lahir cukup umur --- karena alasan yang sama dengan bayi prematur.

4. Bayi yang 'stres' --- terutama stres akibat proses persalinan yang sulit atau stres karena perbedaan suhu udara antara dalam kandungan dan di dunia luar.

Intinya: bayi normal yang lahir tepat waktu kecil kemungkinan bahkan hampir tidak ada kemungkinan mengalami hipoglikemia.

Bagaimana dengan bayi besar (lebih dari 4kg)? Bayi besar sering dicurigai hipoglikemik karena biasanya bayi dari ibu penderita diabetes berukuran besar. Tapi kalau bayi besar yang normal, artinya kedua ortu tidak ada riwayat diabetes, sebetulnya tidak ada dasar untuk mencurigainya hipoglikemik.

Lantas, ini yang penting ...

APAKAH BAYI HIPOGLIKEMIK HARUS DIBERI SUFOR?

Jawabannya: TIDAK! Justru bayi hipoglikemik harus segera mendapat asupan kolostrum dari ASI, baik langsung menyusu ke ibu atau berbentuk ASIP atau donor ASI. Kenapa? Karena kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi untuk membantu mencegah hipoglikemia. Sebab, kolostrum tidak merangsang pembentukan insulin (yang akan menurunkan kadar gula darah). 

Sebaliknya, susu formula justru mengandung berbagai macam nutrisi yang merangsang produksi insulin. Insulin tidak hanya menurunkan kadar gula darah, tetapi juga kadar gizi lain yang dibutuhkan bayi kalau tidak punya cukup glukosa, yi. asam lemak bebas dan ketone.

Telah diamati Dr. Newman, kadar gula darah bayi bereaksi lebih cepat dan terjaga dengan baik jika bayi mendapat kolostrum, bukan sufor. "Salah satu alasannya mungkin adalah karena insulin tidak dilepaskan sebagai reaksi atas kolostrum."

Juga untuk bayi yang kadar gula darahnya turun akibat stres, yang terbaik bagi bayi itu adalah sesegera mungkin kontak kulit dengan ibunya dan menyusu. Ia akan merasa hangat, mendapat asupan kolostrum, dan lebih cepat mengatasi stres + hipoglikemianya.

Jadi, kalau suatu waktu bayimu didiagnosis hipoglikemia, jangan ragu2 untuk menjawab, "Berarti harus rawat gabung dong, Dok/Sus, supaya bayi saya bisa segera dan sesering mungkin menyusu, kan kolostrum yang terbaik untuk menjaga kadar gula darah bayi!"

Tuesday, March 17, 2009

Kepikiran, part 2

Semalem baru pulang jam 00.30 dari dsog. Alhamdulillah kali ini ga gitu spaneng orangnya..hehehe. Gw dateng buat ngeset jadwal sesar, which will be on March 21st, jamnya ikut longgarnya si dokter yg kebetulan hari itu full jadwal laparoskopi. Kemungkinan sih setelah jam 12 siang dia mulai longgar katanya.

Kenapa tanggal itu? Supaya si ayah bisa pulang seminggu lebih..hehehe. Tak lupa sambil mastiin jadwal, gw tetep nawar buat vbac. Incase sebelum tanggal 21 gw ada tanda-tanda ke arah normal, apa boleh gw coba normal dulu? Ternyata dia ok-ok aja. Yah gw pikir klo dah masuk minggu depan mah dah males juga kali ngeden demi bayi 4kg yg mana perkiraan bayi gw biasanya cenderung lebih gede timbang dari USG.

Perlu dicermati juga, dokter ini ga sekedar ngitung diameter kepala buat nentuin BB bayi, tapi juga ngukur panjang tungkai, yg menurut gw lebih akurat timbang ukuran kepala. Gw sempet tanya, dengan prediksi 3.7-3.8kg plus minus errornya brapa? Katanya sih 200gr. Jadi klo pun bayi bakal lebih kecil, tetep ga mungkin kurang dari 3kg. Yahh, moga-moga aja ga jauh banget melesetnya si usg sama berat aslinya..

Kenapa gw tetep ngeyel mo coba normal?
Emm, tadinya udah ngga sih. Tapi mulai hari minggu kemaren kok kontraksi kek ada pertambahan kuantitas walo blon kualitas (dari yg tadinya 3-4x sejam, sekarang dah 5-6x, tapi blon ada yg ngegigit rasanya).

Jadi sekarang, ya tinggal tunggu tanggal mainnya aja. Klo yg baik buat gw lahiran normal, ya insya Allah bakal normal. Klo yg baik sesar, ya ntar sesar. Paling tar sore gw ke DSA langganan buat janjian bisa ga on call ke RS yg ini.

Terakhir, mohon doa atas kelancaran lahiran, baik melalui proses normal maupun sesar. Dan gw juga mohon maaf atas kesalahan2 gw, baik yg disengaja maupun tidak.

*still sent from my bluberi SE k810i walo jempol mulai kapalan secara e75 ga kluar2, powered by XL yang..oiya lupa mo daptar yg inet unlimited cepek..*


Saturday, March 14, 2009

Kepikiran, part 1

Lagi kepikiran soal lahiran neh..
Kemarenan kan pengennya normal setelah yg ke-2 kemaren sesar (vbac: vaginal birth after caesarean).

Modalnya:
1. Darris dulu bisa normal 4kg.

2. Dellynn 3.6kg, sesar karena penyebab yg tidak menetap kek sungsang, kelilit ari2, post date 8hr, ga turun ga kontraksi, dan terakhir CTG ga bagus.

3. Perkembangan si baby selama di semarang stabil dan bagus2 aja. Terakhir kontrol disana 2 maret, 35mg, BB bayi 2.4-2.5kg, BB gw 58.4kg.

Mulai berasa aneh pas kontrol di surabaya tgl 11 maret. Gw balik ke dokter yg dulu bantu Darris lahiran. Ogah ke dokter Dellynn soalnya orangnya ga tegas dan senengnya ambil jalan aman alias sesar. Yah, walo untuk kasus Dellynn kemaren emang tinggal sesar satu-satunya opsi.

Nah kontrol ke dokter A di sby ini gw dah 36 minggu, lha kok BB bayi dah 3.2kg aja?? Si dokter juga state klo mo coba normal mesti BB under 3.5kg. Yah mana mungkin 3.5 klo 36 minggu aja dah 3.2kg. 40 minggu bisa jadi 4.2kg dah.

Jadi ya gw seken opinion ke dokter yg sukses bantu vbac beberapa temen gw. Tgl 13 maret di 36.5 minggu gw kesana. BB gw 59kg, and guess brapa BB baby?

Cukup 3.7-3.8kg ajah sodara-sodara! Itu pun si dokter dah ngitung ulang buat masing2 diameter kepala ama panjang tungkai. Diameter kepala gw liat 9.76-9.77 gitu.
Hayahh buset, 40 minggu bisa 4.6kg dong??

Pusing dah gw. Mo mutusin sesar elektif, hasil usg apa iya bisa jadi patokan? Secara Dellynn dulu dari diameter kepala 10 lebih, keluarnya 3.6kg 'doang'.
Tapi mo coba normal juga keknya ga ada dokter yang berani deh..

Hiks..

*sent from my bluberi SE k810i, pake XL yg sering2 sih nyambung yah..*

Tuesday, February 17, 2009

My second born

Sekalian daaaaahhh....
Hajaaaaaarrrrr...
Yang Darris ada di sebelah yak...
Here you go mommies - a different kind of survey for a change - it's all about your first born!Just copy and paste it in a new note for yourself!
Let's see how much you remember!

1. WAS YOUR SECOND CHILD'S PREGNANCY PLANNED?
Ngga sih...
Pada dasarnya sih diinginkan tapi tak direncanakan =D
Jadi emang pengen jarak 2th-an gitu, tapi kaget juga pas jadi...secara pas Darris 12 bln udah isi lagi...

2. WERE YOU MARRIED AT THE TIME?
Iyelaaahhh...
Masi nanya juga looo??

3. WHAT WERE YOUR REACTIONS?
supres supres gak supres sih...hehehhe


4. WAS ABORTION AN OPTION FOR YOU?
GILEEEE AJEEEE!!!
*teuteuppp*


5. HOW OLD WERE YOU?
27 th 6bln


6. HOW DID YOU FIND OUT YOU WERE PREGNANT?
Masi tetep sama ama yang pertama...
Lidah kebalik...tapi lupa pas makanan apa tuh...


7. WHO DID YOU TELL FIRST?
Yang menghamili =)) *teuteuuuppp*


8. DID YOU WANT TO FIND OUT THE SEX?
Mayan sih waktu itu, secara udah anak kedua mulai ada preferensi =D
Cuman, tauk dah dokternya kebanyakan alesan ato emang gak keliatan, jadi gak jelas mulu...
Sampe pas second opinion ke dokter yg bantuin lahir Darris, eh si dokter langsung bilang insya Allah cewek buuu...
*laaaaaaahhh dokter gue yg biasanya ngapain ajaaaa??*

9. DUE DATE?
22 Sept 2006, tapi lahirnya 30 Sept 2006


10. DID YOU HAVE MORNING SICKNESS?
Mayan masi susah makan nasi tapi mendingan timbang pas Darris sih...


11. WHAT DID YOU CRAVE?
Kentang...terutama baked potato w/ broccoli-nya Wendy's

12. WHO/WHAT IRRITATED YOU THE MOST?
Kondisi rumah =(
Secara masi numpang di ortu dan makin2 aja bentroknya...

13. WHAT WAS YOUR SECOND CHILD'S SEX?
Cewek


14. DID YOU WISH YOU HAD THE OPPOSITE SEX OF WHAT YOU WERE GETTING?
Ngga...udah ada kakaknya


15. HOW MANY POUNDS DID YOU GAIN THROUGHOUT THE PREGNANCY?
6.5 kilo...


16. DID YOU HAVE A BABY SHOWER?
Ngga, udah anak kedua soalnya..


17. WAS IT A SURPRISE OR DID YOU KNOW?
ih, dibilangin kaga ada apa2 masi nanya lagi...


18. DID YOU HAVE ANY COMPLICATIONS DURING YOUR PREGNANCY?
Sungsang...teruuuussss sampe deket due date...
Udah nungging-nungging mpe mimisan tetep ajah...
Udah dari 7bln juga gue tanya ma dokternya, dok, ngga kelilit neh?...si dokter tetep aja jawabnya gak jelas, gak kliatan...
*ih dokter ini mah dari awal juga tiap ditanya apa2 gak jelas mulu jawabannya*


19. WHERE DID YOU GIVE BIRTH?
RSI 2 Jemursari Surabaya
tetep juga...keknya bakal jadi langganan dah =D
Abisnya tempatnya enaaaakkk...suster2 bidan2 dah pada kenal...


20. HOW MANY HOURS WERE YOU IN LABOR?
30-45 menit rasanya di ruang ops...klo pas ngeluarin babynya lebih dari 15 menit, rada lama soalnya kelilit 2 lilitan trus rapet.


21. WHO DROVE YOU TO THE HOSPITAL?
Bapakku juga...tapi didrop, bareng ama DJ

22. WHO WATCHED YOU GIVE BIRTH?
DSOG, 1 dr anestesi, 2 ato 3 perawat


23. WAS IT NATURAL OR C-SECTION?
Sesar...
Sabtu pagi kontrol, trus CTG...hasilnya rada megap-megap soalnya pas kontraksi malah detak jantungnya ngilang...
mesti cepet ambil keputusan sesar secara:
- telat 8hr
- tetep sungsang
- ga ada kontraksi sama sekali
- posisi masi jauh
- baby gede, perkiraan terakhir 3.5kg
- CTG gak bagus
akhirnya menyerah pasrah ops aja hari itu juga magrib-magrib (jadi dokternya buka puasanya nyesar =D)


24. DID YOU TAKE MEDICINE TO EASE THE PAIN?
Ya iyalaaahhh namanya sesar...dapet morfin jugah...ajeb2 daahh


27. HOW MUCH DID YOUR CHILD WEIGH?
3.6 kilo

28. WHEN WAS YOUR CHILD ACTUALLY BORN ?
30 09 2006 jam 18.15

30. WHAT DID YOU NAME HIM/HER?
Fidellynne Khaleesha Abidin

31. HOW OLD IS YOUR FIRST BORN TODAY?
2th 4bln, dah mo ada adiknya lagi, insya Allah =D


My first born

(lupa mindah dari fesbuk =D)
Copas dari Dyah, yang copas punya Clodi. =)) mbulet ae...
Here you go mommies - a different kind of survey for a change - it's all about your first born!
Just copy and paste it in a new note for yourself!

Let's see how much you remember!


1. WAS YOUR FIRST CHILD'S PREGNANCY PLANNED?
Isi setelah nikah 3 bulan.
Sebelumnya gelisah kok gak sukses2...ternyata lupa klo pernah berdoa supaya abis nikah pacaran dulu 3 bulan =D. Maha Mendengar...
Tespack pertama sekitar tanggal2 pemilu 2004 =D

2. WERE YOU MARRIED AT THE TIME?
Dikeplaki bapakku kalo enggak =))


3. WHAT WERE YOUR REACTIONS?
AKHIRNYAAAAAAAA!!!


4. WAS ABORTION AN OPTION FOR YOU?
GILEEEE AJEEEE!!!


5. HOW OLD WERE YOU?
25 th 9 bln


6. HOW DID YOU FIND OUT YOU WERE PREGNANT?
Lidah kebalik...
Hotdog jadi rasa pepsoden...


7. WHO DID YOU TELL FIRST?
Yang menghamili =))

8. DID YOU WANT TO FIND OUT THE SEX?
Blon sempat penasaran, taunya 4-5bln malah ditunjuk2kin sama anaknya pas USG.
Jadinya jelas banget =D

9. DUE DATE?
9 Des 2004, tapi lahirnya 12 Des 2004


10. DID YOU HAVE MORNING SICKNESS?
PARAAAAAAAAAHHHHH!!!


11. WHAT DID YOU CRAVE?
Steak =D

12. WHO/WHAT IRRITATED YOU THE MOST?
Di rumah mulu, DJ pulangnya jarang =(( jarang dapet pijet deeeeehhh

13. WHAT WAS YOUR FIRST CHILD'S SEX?
Cowok


14. DID YOU WISH YOU HAD THE OPPOSITE SEX OF WHAT YOU WERE GETTING?
Ngga...emang lebih pengen laki waktu itu timbang cewe...


15. HOW MANY POUNDS DID YOU GAIN THROUGHOUT THE PREGNANCY?
11 kilo...
Hari ini lahiran jam 8 malem, besok siangnya nimbang udah turun 10kg =D
Cuman disisain 1 kg...kekekeke


16. DID YOU HAVE A BABY SHOWER?
Iya, disuruh emak nujuh bulanin...


17. WAS IT A SURPRISE OR DID YOU KNOW?
ya tau lah yeeeee...
pake pengajian2 segala...


18. DID YOU HAVE ANY COMPLICATIONS DURING YOUR PREGNANCY?
DIKIBULIN DOKTER!!!!
4-5 bln dibilang kecil, akhirnya banyak2 makan es krim...
eeeeehhhh, taunya lahir 4kg...HUH!...untung bisa normal...
*masi pengen ngeplaki dokter e sampe sekarang!*


19. WHERE DID YOU GIVE BIRTH?
RSI 2 Jemursari Surabaya


20. HOW MANY HOURS WERE YOU IN LABOR?
Jumat deket tengah malem mulai...
Sabtu pagi jam 5 bukaan 2
Lahirnya Minggu malem jam 8...yaaaahhh...40 jam lah

21. WHO DROVE YOU TO THE HOSPITAL?
Bapakku...soale bapak thok yg bisa nyupir waktu itu =D

22. WHO WATCHED YOU GIVE BIRTH?
DJ, DSOG, 1 bidan, 2 perawat


23. WAS IT NATURAL OR C-SECTION?
Normal...
Setelah berjuang pake pindah dokter dan pindah RS pas bukaan 5, gara2 dipaksa2 sesar!


24. DID YOU TAKE MEDICINE TO EASE THE PAIN?
Ngga...malah dicekoki induksi 3 botol infus =D


27. HOW MUCH DID YOUR CHILD WEIGH?
4 kilo

28. WHEN WAS YOUR CHILD ACTUALLY BORN ?
12 12 2004 jam 8 malem lebih...

30. WHAT DID YOU NAME HIM/HER?
Muhammad Darris Maulana Abidin

31. HOW OLD IS YOUR FIRST BORN TODAY?
4th 2bln, adiknya dah mau 2 =D


Monday, February 16, 2009

Hukum Islam Tentang Donor ASI

(sumber saya dari milis sehat)
Dear Pak Untung,

Insya Allah sudah dipertimbangkan dg dalam. Sebelum melakukan apapun biasanya saya mengkonfrimasi ke ahlinya. Dan informasi yg saya dapat bahwa tidak semudah itu hukum saudara sepersusuan dijatuhkan. Ada persyaratan sendiri utk menjadi saudara  sepersusuan, spt :

- menyusui langsung (bukan minum ASI peras),
- dilakukan selama 5 hari berturut-turut,
- anak berusia dibawah 2 tahun,
- dan si bayi tidak minum apapun kecuali asi (eksklusif).

Dan semua syarat itu harus ada. Komplit. Gak hanay separuh2 saja. Jika ya terpenuhi semua, baru jatuh hukum saudara sepersusuan atau muhrim.

Referensi tsb dijelaskan detail oleh Yusuf Qardawi di bukunya Fatwa-Fatwa Kontemporer. Insya Allah shahih.

Jadi kalo memberikan ASI peras bahkan menyusui sekali kepada seorg anak gak akan membuat ia menjadi muhrim utk anak kita.

Saya posting artikel dari fatwa tsb.

Tapi sekali lagi ini masalah keyakinan. Semua kembali ke kita masing ya pak. Kita jalankan yg yakin menurut kita. Mohon maaf bagi yg non muslim jika bahasan ini membahas soal agama. Karena kondisi ini masih related dg kesehatan dan berulang kali ditanyakan, maka rasanay perlu dishare kemabli agar tidak menimbulkan kebingungan.

Maaf jika tidak berkenan
Luluk

-------------------------------------

(Bagian 1/2, 2/2)
Fatwa-fatwa Kontemporer
Dr. Yusuf Qardhawi
Gema Insani Press


BANK SUSU (1/2)
Dr. Yusuf Qardhawi

Pertanyaan

Anak yang lahir prematur harus memerlukan perawatan tersendiri dalam suatu jangka waktu yang kadang-kadang lama, sehingga air susu ibunya melimpah-limpah.

Kemudian si anak mengalami kemajuan sedikit demi sedikit meski masih disebut rawan, tetapi ia sudah dibolehkan untuk minum air susu. Sudah dimaklumi bahwa air susu yang dapat menjalin hubungan nasab dan paling dapat menjadikan jalinan kasih sayang (kekeluargaan) adalah air susu manusia (ibu).

Beberapa yayasan berusaha menghimpun susu ibu-ibu yang sedang menyusui agar bermurah hati memberikan sebagian air susunya. Kemudian susu itu dikumpulkan dan disterilkan untuk diberikan kepada bayi-bayi prematur pada tahap kehidupan yang rawan ini, yang kadang-kadang dapat membahayakannya bila diberi susu selain air susu ibu (ASI).

Sudah barang tentu yayasan tersebut menghimpun air susu dari puluhan bahkan ratusan kaum ibu, kemudian diberikan kepada berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus bayi prematur, laki-laki dan perempuan ... tanpa saling mengetahui dengan jelas susu siapa dan dikonsumsi siapa, baik pada masa sekarang maupun masa mendatang. Hanya saja, penyusuan ini tidak terjadi secara langsung, yakni tidak langsung menghisap dari tetek.

Maka, apakah oleh syara' mereka ini dinilai sebagai saudara?
Dan haramkah susu dari bank susu itu meskipun ia turut andil dalam menghidupi sekian banyak jiwa anak manusia?

Jika mubah dan halal, maka apakah alasan yang memperbolehkannya? Apakah Ustadz memandang karena tidak menetek secara langsung? Atau karena ketidakmungkinan memperkenalkan saudara-saudara sesusuan --yang jumlah mereka sangat sedikit-- dalam suatu masyarakat yang kompleks, artinya jumlah sedikit yang sudah membaur itu tidak mungkin dilacak atau diidentifikasi?

Jawaban

Segala puji kepunyaan Allah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah. Wa ba'du.

Tidak diragukan lagi bahwa tujuan diadakannya bank air susu ibu sebagaimana dipaparkan dalam pertanyaan adalah tujuan yang baik dan mulia, yang didukung oleh Islam, untuk  memberikan pertolongan kepada semua yang lemah, apa pun sebab kelemahannya.
Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang lahir prematur yang tidak mempunyai daya dan kekuatan.

Tidak disangsikan lagi bahwa perempuan yang menyumbangkan sebagian air susunya untuk makanan golongan anak-anak lemah ini akan mendapatkan pahala dari Allah, dan terpuji di sisi manusia. Bahkan air susunya itu boleh dibeli darinya, jika ia tak berkenan menyumbangkannya, sebagaimana ia diperbolehkan mencari upah dengan menyusui anak orang lain, sebagaimana nash

Al-Qur'an serta contoh riil kaum muslim.

Juga tidak diragukan bahwa yayasan yang bergerak dalam bidang pengumpulan "air susu" itu --yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapat dikonsumsi oleh bayi-bayi atau anak-anak sebagaimana yang digambarkan penanya-- patut mendapatkan ucapan terima kasih dan mudah-mudahan memperoleh pahala.

Lalu, apa gerangan yang dikhawatirkan dibalik kegiatan yang mulia ini?

Yang dikhawatirkan ialah bahwa anak yang disusui (dengan air susu ibu) itu kelak akan menjadi besar dengan izin Allah, dan akan menjadi seorang remaja di tengah-tengah masyarakat, yang suatu ketika hendak menikah dengan salah seorang dari putri-putri bank susu itu. Ini yang dikhawatirkan, bahwa wanita tersebut adalah saudaranya sesusuan. Sementara itu dia tidak mengetahuinya karena memang tidak pernah tahu siapa saja yang menyusu bersamanya dari air susu yang ditampung itu. Lebih dari itu, dia tidak tahu siapa saja perempuan yang turut serta menyumbangkan ASI-nya kepada bank susu tersebut, yang sudah tentu menjadi ibu susuannya. Maka haram bagi ibu itu menikah dengannya dan haram pula ia menikah dengan putri-putri ibu tersebut, baik putri itu sebagai anak kandung (nasab) maupun anak susuan. Demikian pula diharamkan bagi pemuda itu menikah dengan saudara-saudara perempuan ibu tersebut, karena mereka sebagai bibi-bibinya. Diharamkan pula baginya menikah dengan putri dari suami ibu susuannya itu dalam perkawinannya dengan wanita lain --menurut pendapat jumhur fuqaha-- karena mereka adalah saudara-saudaranya dari jurusan ayah ... serta masih banyak masalah dan hukum lain berkenaan dengan susuan ini.

Oleh karena itu, saya harus membagi masalah ini menjadi beberapa poin, sehingga hukumnya menjadi jelas.

Pertama, menjelaskan pengertian radha' (penyusuan) yang menjadi acuan syara' untuk menetapkan pengharaman.

Kedua, menjelaskan kadar susuan yang menjadikan haramnya perkawinan.

Ketiga, menjelaskan hukum meragukan susuan.

Pengertian Radhn' (Penyusuan)

Makna radha' (penyusuan) yang menjadi acuan syara' dalam menetapkan pengharaman (perkawinan), menurut jumhur fuqaha -termasuk tiga orang imam mazhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Syafi'i-- ialah segala sesuatu yang sampai ke perut bayi melalui kerongkongan atau lainnya, dengan cara menghisap atau lainnya, seperti dengan al-wajur (yaitu menuangkan air susu lewat mulut ke kerongkongan), bahkan mereka samakan pula dengan jalan as-sa'uth yaitu menuangkan air susu ke hidung (lantas ke kerongkongan), dan ada pula yang berlebihan dengan menyamakannya dengan suntikan lewat dubur (anus).

Tetapi semua itu ditentang oleh Imam al-Laits bin Sa'ad, yang hidup sezaman dengan Imam Malik dan sebanding (ilmunya) dengan beliau. Begitu pula golongan Zhahiriyah dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad.

Al-Allamah Ibnu Qudamah menyebutkan dua riwayat dari Imam Ahmad mengenai wajur dan sa'uth.

Riwayat pertama, lebih dikenal sebagai riwayat dari Imam Ahmad dan sesuai dengan pendapat jumhur ulama: bahwa pengharaman itu terjadi melalui keduanya (yakni dengan memasukkan susu ke dalam perut baik lewat mulut maupun lewat hidung). Adapun yang melalui mulut (wajur), karena hal ini menumbuhkan daging dan membentuk tulang, maka sama saja dengan menyusu. Sedangkan lewat hidung (sa'uth), karena merupakan jalan yang dapat membatalkan puasa, maka ia juga menjadi jalan terjadinya pengharaman (perkawinan) karena susuan, sebagaimana halnya melalui mulut.

Riwayat kedua, bahwa hal ini tidak menyebabkan haramnya perkawinan, karena kedua cara ini bukan penyusuan. Disebutkan di dalam al-Mughni "Ini adalah pendapat yang dipilih Abu Bakar, mazhab Daud, dan perkataan Atha' al-Khurasani mengenai sa'uth, karena yang demikian ini bukan penyusuan, sedangkan Allah dan Rasul-Nya hanya mengharamkan (perkawinan) karena penyusuan. Karena memasukkan susu lewat hidung bukan penyusuan (menghisap puting susu), maka ia sama saja dengan memasukkan susu melalui luka pada tubuh."

Sementara itu, pengarang al-Mughni sendiri menguatkan riwayat yang pertama berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

"Tidak ada penyusuan1 kecuali yang membesarkan tulang dan menumbuhkan daging"

Hadits yang dijadikan hujjah oleh pengarang kitab al-Mughni ini sebenarnya tidak dapat dijadikan hujjah untuknya, bahkan kalau direnungkan justru menjadi hujjah untuk menyanggah pendapatnya. Sebab hadits ini membicarakan penyusuan yang mengharamkan perkawinan, yaitu yang mempunyai pengaruh (bekas) dalam pembentukan anak dengan membesarkan tulang dan menumbuhkan dagingnya. Hal ini menafikan (tidak memperhitungkan) penyusuan yang sedikit, yang tidak mempengaruhi pembentukan anak, seperti sekali atau dua kali isapan, karena yang demikian itu tidak mungkin mengembangkan tulang dan menumbuhkan daging. Maka hadits itu hanya menetapkan pengharaman (perkawinan) karena penyusuan yang mengembangkan tulang dan menumbuhkan daging. Oleh karena itu, pertama-tama harus ada penyusuan sebelum segala sesuatunya (yakni penyusuan itu merupakan faktor yang utama dan dominan; Penj.).

Selanjutnya pengarang al-Mughni berkata, "Karena dengan cara ini air susu dapat sampai ke tempat yang sama --jika dilakukan melalui penyusuan-- serta dapat mengembangkan tulang dan menumbuhkan daging sebagaimana melalui penyusuan, maka hal itu wajib disamakan dengan penyusuan dalam mengharamkan (perkawinan). Karena hal itu juga merupakan jalan yang membatalkan puasa bagi orang yang berpuasa, maka ia juga merupakan jalan untuk mengharamkan perkawinan sebagaimana halnya penyusuan dengan mulut."

Saya mengomentari pengarang kitab al-Mughni rahimahullah, "Kalau 'illat-nya adalah karena mengembangkan tulang dan menumbuhkan daging dengan cara apa pun, maka wajib kita katakan sekarang bahwa mentransfusikan darah seorang wanita kepada seorang anak menjadikan wanita tersebut haram kawin dengan anak itu, sebab transfusi lewat pembuluh darah ini lebih cepat dan lebih kuat pengaruhnya daripada susu. Tetapi hukum-hukum agama tidaklah dapat dipastikan dengan dugaan-dugaan, karena persangkaan adalah sedusta-dusta perkataan, dan persangkaan tidak berguna sedikit pun untuk mencapai kebenaran."

Menurut pendapat saya, asy-Syari' (Pembuat syariat) menjadikan asas pengharamnya itu pada "keibuan yang menyusukan" sebagaimana firman Allah ketika menerangkan wanita-wanita yang diharamkan mengawininya:

"... dan ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuanmu sepersusuan ..." (an-Nisa': 23)

Adapun "keibuan" yang ditegaskan Al-Qur'an itu tidak terbentuk semata-mata karena diambilkan air susunya, tetapi karena menghisap teteknya dan selalu lekat padanya sehingga melahirkan kasih sayang si ibu dan ketergantungan si anak. Dari keibuan ini maka muncullah persaudaraan sepersusuan. Jadi, keibuan ini merupakan asal (pokok), sedangkan yang lain itu mengikutinya.

Dengan demikian, kita wajib berhenti pada lafal-lafal yang dipergunakan Syari' di sini. Sedangkan lafal-lafal yang dipergunakanNya itu seluruhnya membicarakan irdha' dan radha'ah (penyusuan), dan makna lafal ini menurut bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah sangat jelas dan terang, yaitu memasukkan tetek ke mulut dan menghisapnya, bukan sekadar memberi minum susu dengan cara apa pun.

Saya kagum terhadap pandangan Ibnu Hazm mengenai hal ini. Beliau berhenti pada petunjuk nash dan tidak melampaui batas-batasnya, sehingga mengenai sasaran, dan menurut pendapat saya, sesuai dengan kebenaran.

Wednesday, January 28, 2009

Meledak

Ufffffff...
Meledak juga akhirnya...
Entah karena hormon...entah juga apa karena emang sikon...

PART I

Minggu ini gue udah masuk 30 minggu.
Masuk trisemester 3.
Per awal bulan depan udah masuk bulan ke-8.
Tinggal seperempat jalan lagi, alhamdulillaahh...

Kontraksi palsu yang udah mulai dari belasan minggu, rada intens sekitar 5-6x per hari sekarang ini. Cukup ngebikin gue mesti pause sebentar dari aktifitas yang sedang dikerjakan, dan susah napas klo datengnya pas lagi posisi rebahan.
Tendangan udah setara Marco van Basten (yaelah contonya jadul amit =P).
Nyeri pelvis dah dari trisemester 1 dan of coz makin ke belakang makin parah.
Nyeri pinggang/panggul dah sehari-hari.
Kaki pegel? Gak usah nanya.
Napas ngos-ngosan? Pastinyeeeee.
Dua minggu lalu sempat rada kliyengan juga, ternyata tensi drop 90/70. Ketauannya juga pas waktunya kontrol DSOG. Katanya kemungkinan kecapean ato kurang tidur. Ya iyelaaaahhh secara waktu itu gue juga pilek idung mampet mana bisa tidur malem.
Tidur siang? Trus siapa yang ngangon anak?

Trus minggu lalu DJ ngabarin mesti ke Balikpapan.
Great.
Brapa lama?
Seminggu.
Yeah GREAT.
Dari Kamis sampe Rebo malem ini mestinya sampe lagi di Semarang.

Tadi ngabarin lagi katanya mesti extend sampe Rebo depan.
Cool. Anything you have to do dah.

PART II

Dua toddler gue umurnya lagi sedeng. 4th sebulan, ama 2th 4bln.
Pinter-pinter (ya eyalah mosok anak sendiri mo dibilang bloon bego sih?).
Dah pinter maen sendiri ato bareng. Mainan dikeluarin satu per satu ampe nyebar serumah. Beberapa kali gue nyaris jatoh gara-gara mainan di lantai gak keliatan ketutupan perut.
Pinter setel tipi dan dvd sendiri si kakak walo pake naek kursi.
Pinter usil gangguin adeknya mpe jeritan yang kecil kedengeran di ujung gang sono.
Pinter rebutan maenan mpe adik jerit-jerit ato si kakak yang nangis gara-gara digigit si adek.
Pinter milih, makanan dari kulkas dah dipanasin tau-tau protes sambil nangis ga mau dipanasin.
Sembari sibuk nyiapin makan yang satu, satunya lagi udah ngeyel minta dipasangin filem, ampe ngomong 5x.
Pinter makan pake tangan si adik mah. Udah ada sendok garpu, tangannya tetep masuk. Klo tangan dah kotor dielapin sreett ke baju walo udah disediain tisu.
Pinter makan sendiri si kakak. Sampe sekitar 2/3 porsi abis. Terus ditinggal piringnya, waktunya gue lagi yang nyuapin.
Si adik juga pinter, klo udah dicemili lauk yang dia doyan, piring ditinggal. Sisa sebagian nasi ama lauk yang kurang doyan. Kalo lanjut disuapin dan suapannya mengandung si lauk tertinggal, dia pinter banget ngelepehnya. Kebanyakan ke lantai.
Pada udah pinter maen komputer. Satu maen satu suporter. Sampe si suporter mau maen juga, jejeritan lagi dah.
Kalo pergi-pergi juga biasanya kompak. Pinter deh. Satu tau-tau tidur aja di troli, satunya terkantuk-kantuk. Klo ada ayahnya sih mendingan bisa pegang satu-satu.

PART III

Kalo lagi ada DJ, alias ga lagi dines luar kota, gue masi bisa istirahat masak. Palingan masak nasi, ntar lauk bisa beli nitip pas DJ pulang kantor. Ikan bakar/goreng, ayam penyet, ca kangkung pedesh, sate kambing/ayam, mayanlah. Ato nitip tempe tar langsung digoreng. Secara tempe ngga bisa kesimpen lama kan.

Tapi kalo gini lagi ngga ada yang bisa dititipin, ya terpaksa masak sendiri terus. Ngga bisa rehat. Emang gak tiap hari sih masak. Tapi dulu gue masi bisa sekali masak buat ampir 3 hari. Lha entah kok sekarang paling lama 2 hari doang yah. Jadinya tiap dua hari sekali gue mesti masak. Weleh, yang sehari juga ngga bisa dipake rehat, masi banyak yang lain yang mesti dikerjain. Kalo 3 hari sekali baru berasa istirahatnya.

Dan semua pasti tau kan yah?
Masak mah kaga kayak ditipi yang tinggal cemplung-cemplung ini itu seprapat jam kelar.
Kalo pake bahan beku musti nunggu cair dulu. Itu juga klo kek bakso, sosis, smoked beef, musti motongin. Kalo pake sayur mesti milihin, ngupasin, motongin. Kalo masak pasta, ngga dari bungkus trus langsung dikriuk dikrikiti keknya ya?
Bumbu juga bawang-bawangan keknya gak ada yg tinggal cemplung mentah-mentah pake kulit dan utuh bulet gitu kan yah? Pake keju juga musti marutin. Blon lagi yang pake ngulek, blender, dan proses sejenis which gue skip dah masakan yang kudu pake beginian.
Oiyah, ngga kelewatan baca part I ama II kan?

Trus sampe ke tahap yang enteng, cemplung cemplung bumbuin beres dah.

Beres?
Yang bener???
Itu wadah potongan bahan tadi udah dicuci blon?
Dari piso, styrofoam (gue hobi nyimpen styrofoam buat wadah potongan bahan pas mo masak), plus piring-piring bekas makan, gelas, sendok garpu, dkk numpuk semua tinggi di bak cuci.

PART IV

Dua hari lalu gue mulai puyeng. Bahan makanan menipis.
Makroni abis, spageti abis, kentang tinggal 2 biji, bombay 3 biji, wortel 3 biji, tomat sebiji, tempe abis, sayur tinggal brokoli, tauk dah apaan lagi yang abis.

Ya ampuunnn sayur abis aja mumet yah? Kan ada tukang sayur lewat tiap hari!
Eng, iya itu di tempat lo keknya. Disini tukang sayur lewatnya suka-suka, umumnya 3 hari sekali, dan siang-siang. Jam brapa? 10-11an. Yang dibawa tinggal sisa-sisa. Klo abis ya kaga akan naek sini dia mah. Kaga lewat. Pesen juga gitu. "Mas bawain A, B, ama C yah besok". Dia nyatet. Besoknya ya blon tentu dateng. Balik ke stori diatas. Tauk kapan klo pas lewat lagi, ditanyain kenapa kemarenan gak dibawain? "Barangnya ngga ada bu". Haiyah.

Ya ke pasar doonngg...mosok pasar juga ga ada sih?
Ya ada lah pasar mah. Sekitar 1.5km turun gunung. Tapi mo jalan kaki?
Becak doongg, ato ojek kek!
Yaelah, gempor kali becak disini mah. Ojek adaa...pangkalannya 1.5km turun gunung sebelah sononya pasar. Jadi mo naek apa dari sini?
Motor lu?
Oh iya, ada motor nganggur. Tapi si Dellynn enaknya suruh duduk mana yah? Di belakang blon bisa pegangan, di depan kesundul perut gue.
Lha? Trus biasanya lu blanja dimana??
Di Carrefour. Mingguan.
Ya udah ke Kerfur aja gih.
He eh, plannya gitu, naek taksi. Tapi keknya gue bakalan butuh ke supermarket lain selain Kerfur, soalnya pasta disitu suka abis. Sambil ngangon dua toddler, dan btw udah baca part I II III diatas kan?

PART V

Gue gak punya ART gak punya BS.
Kayaknya gak perlu ngecepret soal ini yak? Secara 3 bulan terakhir posting di MP silih berganti topiknya sama =D

Giling lo mesti cari dong!
Iye udah mesen tapi klo blon ada kabar mo bilang apaan??