Monday, March 30, 2015

Olahraga Di Rumah

Berhubung setelah persalinan yang keempat gue memutuskan steril, sekarang saatnya untuk back and stay in shape. Sebelumnya boro-boro, yang ada mah males karena mikir, toh, nanti masih bakal hamil lagi.


Terakhir gue olahraga, berenang seminggu sekali, itu pas sebelum hamil anak pertama dan ditinggal bekerja beda kota sama suami. That was early 2004. Maklum, masih masa honeymoon :D. Olahraga juga buat asyik-asyik aja waktu itu nggak terpacu untuk kesehatan yang gimana-gimana.



*gambar dari sini

Gue kebetulan diberkahi badan yang nggak gampang gemuk. Tapi namanya abis hamil, biarpun berat badan cepat balik, perut tetap aja ngegelambir. Hayoo, siapa yang nggak, boleh angkat tangan, deh! *trus Miranda Kerr, Adriana Lima, dan mama-mama yogi rame-rame angkat tangan -_-*.


Selain dari bawaan, gue juga ngurus sendiri bayi-bayi gue dan menyusui semuanya. Setelah pindah ke Semarang akhir 2007, dan mengurus 2 balita tanpa pembantu, bobot gue memang sukses susut dari 55 kg jadi 47 kg daann ... hamil lagi :D.

Setelah melahirkan Devan, tahun 2009, berat badan gue mentok di 52 kg. Nggak terlalu gemuk emang dengan tinggi 163 cm, dan (yang penting!) semua jins lama muat lagi saat Devan menginjak 9 bulan. Tapi yang namanya gelambir perut (apalagi ditambah stretchmarks!) makin parah. 

Dari situ gue berjanji pada diri sendiri untuk mulai exercising to get back in shape setelah melahirkan. Ada rasa takut kalau nggak buru-buru 'dibenerin' baliknya lagi lebih susah nanti kalau hamil lagi.

Tapiiii, karena Devan memang belum direncanakan jadi anak bungsu, yang ada gue tetep males olahraga. Rasa takutnya kalah sama malesnya -_-. Apalagi ditambah lokasi rumah di Semarang yang jauh dari mana-mana; gym-gym-an dan tempat senam terdekat harus turun bukit dulu sekitar dua km dan ya itu tadi, ga ada pembantu buat jagain bocah plus ga ada kendaraan juga. 

Sempet, sih, beli beberapa video senam dan yoga yang (mestinya!) bisa dikerjain di rumah. Sempet juga dicoba sekali. Tapi pas bener-bener ada waktu luang, nonton serial Korea sampe tamat atau gegoleran nampaknya lebih menggoda hahahaha..*phew*. Demikianlah sampai Maret 2012 saat saya melahirkan si bungsu (ya, kali ini bungsu :D) di Jakarta.

Dengan berat tepat sebelum melahirkan 61 kg lalu turun menjadi 56 kg setelah melahirkan dan masih tetap segitu setelah lewat dua bulan, gue mulai mikir, apa, ya, yang dikerjain Miranda Kerr sampai-sampai hanya dalam empat bulan bodyshape-nya udah balik ke sebelum melahirkan? Sementara gue, meski 56 kg angkanya nggak gemuk-gemuk amat, tapi tetap nggak nyaman dengan badan berbentuk seperti buntelan isi lemak dan air sisa hamil.

Pas gue ngukur BMI (body mass index) dan body fat mengikuti perhitungan seperti di forum Fashionesedaily, BMI gue masih di normal sekitar 21an, tapi body fat di 30% lebih.

Gue sadar nggak mungkin daftar dan rutin ke gym lima hari seminggu. Beli alat kesehatan untuk olahraga di rumah juga kayaknya mustahil baik dari segi keuangan maupun mental males gue. Akhirnya gue coba cari latihan pascapersalinan yang sederhana di youtube.com.

Pake kata-kata kunci kayak "post labour exercise", "mom and baby exercise", dan "working out with baby" gue nemu beberapa video yang nampak do-able. Gampang lah tekuk-tekuk lutut doang, squat ringan. si Ibu di youtube nggak ngos-ngosan sama sekali, kok.

Waktu gue coba sendiri, ternyataaaa ... gak gampang, ya, bok! Badan berat dan kaku banget. Tekuk-tekuk lutut squat doang aja gue nyaris ga bisa berdiri lagi. Tekuk badan sentuh kaki juga yang kesentuh cuma sampai lutut, haish. Iri rasanya liat instruktur yang bayinya sama umurnya ama bayi gue tapi gerakannya ringan dan luwes. Mungkin itu bedanya, ya, post-natal orang yang dari awal terbiasa exercise dengan pemalas kayak gue *nunduk*.

Jadi, apa yang akhirnya si pemalas ini lakukan?

Gue download beberapa exercise yang bisa dilakukan di kasur bareng bayi :D contohnya seperti video-video ini:

Yang paling sering gue praktekin itu crunch/sit-up dengan posisi bayi di atas kaki gue seperti di Postnatal Exercises With Mama and Baby Part I, lalu kiss-the-baby push-up, dan baby dumbbell. Later gue juga nemu kalo posisi plank juga membantu mengencangkan perut. Tapi jangan tanya jadwal latihan gue, yeh. Sangat-sangat nggak terjadwal *nunduk lagi*.

Pas bayi tidur atau tenang main dan bisa ditinggal, latihan kelenturan juga enak dilakukan. Modalnya cuma pakaian yang nyaman dan matras yoga. Untuk latihannya bisa dicontek dari aplikasi di hp seperti:

  • Nike Training (NTC)
  • Daily Yoga, terutama yang for Abs dan for Back 
It turns out latihan seperti ini juga menenangkan, ya. Bisa jadi alat untuk me-time. Oiya, latihan-latihan buat perut bakal makin efektif kalo ditunjang sama latihan kardio. Beberapa video kardio yang bisa dilakukan di rumah juga antara lain:
Atau, kalo dirasa masih kurang efektif, coba cari video pake keyword "high intensity cardio". Hasilnya, menginjak bulan ke-6 berat gue masuk kisaran 51, semua celana jeans pre-pregnancy udah muat termasuk celana favorit *yeay!!* #ibubijakaliasirit. Pas Dendra 9 bulan, BMI saya masuk kisaran 19 dan body fat 23%.

Masih males memulai olahraga? *gue banget iniiii -_-*. Bisa mulai dari bangun tidur tanpa harus angkat badan dari kasur, lho :D


*first published in http://mommiesdaily.com/2013/01/14/post-natal-exercise-bersama-bayi/.

No comments: