Thursday, March 3, 2016

Pospak Mahal vs Murah

Gue bukan petualang pospak. Walau gue memilih dan bertahan pakai pospak despite of clodi trends with all of its claim of being more eco-friendly, bukan berarti gue udah coba semua brand pospak. Cukuplah pas anak pertama gue coba beberapa dari premium brands, dan beberapa low-end brands, and then stick with one of it for the next kids.

Harga memang nggak akan bisa bohong, ya. Tahun 2005 yang namanya low end pospak itu salah satu brand bahannya masih pakai plastik yang bikin bocah kayak bawa alarm kemana-mana. Kalau denger langkah kecil sambil krosak-krosak  gitu, itu pasti anak gue nyamperin.. haha. Untung belakangan brand tersebut juga udah pake tissue like fabric, jadi udah nggak kemresek lagi :D.


gambar dari sini

Satu brand lain bahannya nggak ada plastiknya. Cukup lembut dan tahan juga dipakenya. Tapiii ..(iya pasti akan ada tapinya, sih) kalo penuh baunya minta ampun dan perekat ulangnya yang pakai sistem mirip selotip nempel ke ban plastik cuma berfungsi 1-2 kali copot pasang. Lewat dari itu udah nggak mau nempel. Apalagi kalo kena air, beuh, langsung nggak bisa nempel sama sekali. Bedakan dengan premium brand yang pakai semacam velcro simpel, mau buka pasang berapa kali, kena air pun, masih tetep mau nempel kenceng.

Efek harga (yang berbanding lurus dengan kualitas) pospak pada anak gimana?

Ini jawabannya subyektif sih ya. Ada anak yang sensitif dengan bahan tertentu, mau itu pospak mahal ato murah ya sama-sama alergi. Seperti dua anak saya yang paling besar, sama-sama sensitif dengan satu premium brand, padahal pakai brand yang mid-low aman-aman aja. Entah ada bahan apa di brand tersebut yang nggak ada di brand lain yang pernah saya coba.

Tapi secara umum, harusnya pospak yang dibuat dengan bahan dan teknologi yang lebih bagus, dengan kompensasi harga yang lebih mahal biasanya, akan lebih aman dari pospak yang diproduksi dengan bahan dibawahnya. Dari obrolan di forum juga sebagian besar mama yang pakai pospak tetap memilih pospak premium walau konsekuensinya memang harganya selisih lumayan sama yang mid-low. Tapi ini biasanya disiasati dengan mantengin diskon supermarket atau voucher online shop, kayak saya dulu ...hahaha.

Saya sendiri setelah coba-coba pas D1-2, D3-4 udah nggak lirik-lirik brand lain lagi. Fix pilih brand yang udah cocok di kakak-kakaknya. Beda yang paling kelihatan buat saya pros-cons-nya seperti berikut ini.

Pros:
  • Bahannya lebih lembut dan tipis, bahkan saat penuh. Jadi anak nggak gatal kena bahannya, dan bahkan saat penuh nggak sampai ngangkang-ngangkang gitu pakai pospak.
  • Meski lembut dan tipis, tapi nggak gampang hancur atau sobek.
  • Kecil kemungkinan bocor saat penuh sekalipun. Kecuali kalo nggak sengaja miring, sih, ya.
  • Perekatnya lebih reliable untuk copot-pasang berkali-kali.
  • Baunya saat penuh nggak menyengat.
  • Jarang jadi pemicu ruam.
  • Karena nggak gampang rusak, jadi masa penggunaan lebih lama dan bisa lebih irit dari jumlah pospak perharinya.
Cons:
  • Harganya mahal.
  • Kadang packingnya lebih kecil (isinya lebih sedikit) dari brand mid-low di kelas yang sama.
  • Beberapa brand premium tidak mudah didapat di supermarket di luar Jawa.
Gimana dengan Mamas jaman sekarang, 10 tahun kemudian, apa mid-low diapers sudah lebih reliable dan (pastinya) harga lebih hemat? Ato tetep pilih premium aja dan nunggu diskon kayak saya dulu? 

No comments: