Thursday, May 12, 2016

Belitung, The Real Vacation

Setelah kericuhan di awal perjalanan, yang bikin saya jadi punya DUA foto ber-hashtag #bismillah #firsttravelafter10y dengan gambar pesawat sebelah #fromwhereIsit, akhirnya saya bisa punya foto #alhamdulillah #belitung. 

Kalau diinget-inget sekarang mah cengar-cengir. Kalau waktu itu, ya, mixed feelings antara bersyukur akhirnya sampai, badan rontok karena seharian cuma bengong dan terkantuk-kantuk 12 jam lebih di bandara, sama sisa kesyel karena kelewatan beberapa itinerary yang seru. Seperti Museum Andrea Hirata, sekolah laskar Pelangi, rumah Ahok (!), dan kuliner di mie Atep. Tapiii, lumayan terobati sama itin selanjutanya yaituu...kulineran ala Belitung!

Pertama yang saya lakukan saat tiba di hotel adalah mengecek kondisi hotel. Terus terang waktu tahu hotel yang di-book, saya agak was-was. Karena selain harganya yang sangat murah, sempat ngecek review juga via Tripadvisor daaannn....ratingnya nggak bisa dibilang bagus. Jadilah khawatir terus sampai berangkat.

Pas dicek, ternyata masih lumayan. Mungkin karena saya juga terbiasa menginap di mess PLN saat mudik, jadi asal kamar dan kamar mandi dalamnya bersih, air bersih dan lancar (FYI di hotel ini air mati jam 12 malam dan nyala lagi besok paginya), ada AC, dan kunci kamar nggak rusak, itu sudah cukup buat saya. Toh saya akan berlibur, jalan-jalan, dan wisata kuliner, bukan leyeh-leyeh di kamar. I'd even consider to book the same hotel for my next family trip. Kebetulan hotel ini milik keluarga bu Vinda dari Volare Tour & Travel yang
arrange perjalanan kami.

Salah satu alasan kenapa hotelnya menarik adalah karena persis di sebelahnya ada spot wisata pantai Tanjung Pendam berikut tempat makan khas Belitung. Tinggal jalan kaki wisata kulinernya! Makanan Belitung, sebagaimana daerah-daerah pantai, kebanyakan berbahan hasil laut. Ikan-ikanan, cumi, dan semacamnya. Pantainya sendiri sih agak susah diakses karena mesti turun semeteran lebih dari tanggul. Tapi sempat laahh foto-fotoin sunset dulu.

Sunset di Tanjung Pendam, day 1
Malamnya kami diajak wisata kuliner ke restoran di sebelah hotel itu. Rame-rame kami memesan cumi asam manis, bakso ikan, kwetiauw khas Belitung yang bentuknya nggak penyet tapi malah gendut-gendut seperti udon, dan semacam gulai ikan, di Belitung namanya Gangan tapi di daerah sekitarnya ada yang menyebut lempah kuning.

Yang sempat dicicipin di Belitung
Nggak ada yang nggak enak! Maklum semua bahannya masih segar dari laut, jadi pengaruh juga ke rasa 'kali, ya. Jadi mikir kapan-kapan harus ajak anak saya yang doyan kulineran buat ke sini. Pulang dengan perut kenyang, malam itu kami harus tidur lebih awal karena besoknya jam 04:00 harus sudah jalan ke pantai Tanjung Pandan tempat berpusatnya aktivitas pemantauan gerhana matahari total 2016.

Sarapan ala hotel Harlika Jaya
Tentang gerhana ada di post terpisah yaa. Karena seru juga ceritanya, kalau disini semua bakalan panjaangg jadinya.

Balik dari pemantauan gerhana, sampai hotel sudah disediakan sarapan dengan pilihan bihun ala lokal + telur mata sapi, roti + meises (disediakan juga toaster), dan beberapa jajan lokal. Tentunya saya pilih mencoba bihun dan jajan lokalnya. Sampai sekarang saya nggak tahu, lho, itu nama kuenya apa...haha. Sempat tanya waktu itu tapi nggak terjawab juga.

Kelar sarapan, kami jalan lagi ke pantai Laskar Pelangi, lanjut island hopping ke pulau Leebong. Di pantai Laskar Pelangi kami nggak lama, karena memburu waktu supaya sekitaran jam makan siang sudah sampai di pulau Leebong sesuai jadwal. Diceritain di awal pun tetap nggak nangkep seperti apa keindahan pulau yang akan kami datangi dan saya pribadi nggak punya ekspektasi apa-apa juga. Jadi yaa...pasrah aja di kapal nungguin sampai.

Pemandangan di jalur menuju pulau Leebong
Merapat di dermaga kecil pulau Leebong, pasukan langsung heboh ambil spot masing-masing untuk selfie dan foto. Dermaganya doang aja instagrammable! Ada kali setengah jam sendiri sibuk di dermaga, dan nggak berasa padahal puanasnya ngepol. Setelah semua puas selfi dengan berbagai pose, baru lanjut masuk ke pulau menembus tepian hutan bakau dan semacam hutan kecil. Kebetulan grup saya tertinggal jadi sambil gambling juga ambil jalur yang mana dan berdoa supaya nggak nyasar.

Pemandangan dari dermaga pulau Leebong

Sampai di sisi pulau yang jadi pusat aktivitas, saat yang lain memilih mengeksplorasi pulau atau sekedar duduk di kursi-kursi malas yang memang disediakan di pinggir pantai, saya iseng turun ke pantai. Merasakan pasir dan air laut membelai kaki, sambil berburu kerang. Naik-naik saya sudah dapat sekresek kerang buat mainan anak-anak... *bahagia itu sederhana, kak :))*.

Acara berlanjut dengan ngobrol sebentar dengan pemilik pulau yang menceritakan awal-awal pembangunan pulau Leebong. Bagaimana pulau tersebut yang awalnya tertutup hutan bakau yang lebat dan penuh nyamuk jadi bisa ditembus dan dibangun rumah-rumah pohon. Kedepannya pulau ini akan dikembangkan menjadi private resort sepaket dengan island hopping.

Kami ditawari juga island hopping ke pulau Pasir selepas makan siang. Tadinya saya nggak paham saat dibilang pulaunya, ya, cuma pasir, tapi mengambang. Tapi begitu sampai....melongo. Betul-betul satu pulau full berpasir, tanpa tanah, pohon atau bakau, dengan dermaga kecil dan ditengahnya ada ayunan dan hammock. Persis seperti gambar kartu pos, atau kalender kata teman saya saat saya upload foto tersebut ke Facebook.

Pulau Pasir

Pulau Pasir ini nggak bisa didatangi sewaktu-waktu karena bergantung pada masa pasang surut. Saat surut seperti kemarin, dari dermaga ke pulau airnya setinggi diatas dengkul. Jadi saat pasang, bisa jadi harus berenang menuju pulaunya. Karena itu nggak mungkin juga menginap disini. Pakai tenda pun nggak bisa karena saat air pasang sisa area yang kering mungkin tinggal selapangan kecil. Nggak kebayang juga kalau tiba-tiba hujan dan angin. Sama sekali nggak ada tempat berteduh yang aman. Jadi ya memang pure untuk main-main dan males-malesan saja pulaunya.

Nggak inget capek kalau sudah main di sini :D

Badan yang sebenarnya capek dan kurang tidur karena sudah dua hari bangunnya sebelum subuh terus, saking excitednya jadi lupa capek dan sibuk foto-foto dan cari kerang (lagi!). Sama sekali nggak terasa sudah berjam-jam disitu dan matahari mulai tenggelam. Nyesel juga nggak datang lebih pagi biar puas mainnya. Tapi yahh, dari pagi juga banyak acara, sih, ya. Lain kali kalau ada kesempatan kesini lagi mendingan atur waktu supaya seharian jadwalnya cuma pulau Leebong sama pulau Pasir doang :D.

Senja menjelang di Pulau Pasir

Pas main di pantai nggak berasa, begitu sampai hotel lagi semuanya langsung tepar sampai hampir jam sembilan malam baru pada keluar. Laper! Hahaha, saking capeknya sampai lapar aja kalah. Walhasil plan makan malam yang mau barbeque-an, seru-seruan, nggak terealisasi wong udah pada teler. Barbequenya, sih, tetep tapi yang bakar-bakar mas Dimas dari EO Wastu Kinasih. Peserta nggak jadi ikutan karena pada mau langsung makan...haha.

Selesai makan juga langsung pada balik ke kamar masing-masing balik istirahat. Apalagi saya yang nggak biasa traveling sehari penuh karena menyesuaikan bawa anak-anak. Tepar abis!

Besoknya energi sudah lumayan balik 80%. Sebelum ke tempat oleh-oleh kami mampir dulu ke Danau Kaolin yang dari foto di media sosial kayak danau bersalju di Normandia. Kenyataannyaaa...puanaasss gilak sampai meleleh *lebay*. Tapi justru karena cuaca sedang panas, hasil foto-foto jadi cerah dan bening banget. 

Pantulan sempurna awan di danau

Para travel blogger yang sudah biasa mengejar spot dan pose bagus mah dapet sepuluh jempol (entah jempol siapa aja), deh, sama perjuangannya naik-naik ke tumpukan campuran kapur sama pasir. Bahkan tembus papan dilarang masuk juga dijabanin. Beda mental 'lah sama mamak-mamak yang ditunggu empat anak di rumah :p. Saya mah mikirnya kalo sampai kecemplung dan gak pulang, apa kabar itu bocah-bocah? Maka demikianlah saya jadi yang pertama balik ke mobil nyari AC. Pasrah 'lah. Nggak level juga hasil foto sama pose-pose selfienya sama kakak-kakak blogger *cemen**salimin kakak-kakak blogger*.

Dari Danau Kaolin, kami mampir ke tempat oleh-oleh sebelum ke bandara. Alhamdulillah urusan perjalanan pulang nggak ribet seperti berangkatnya.

Selatan Sumatera dari udara

Bye for now, Belitung!
InsyaAllah balik sama pasukan!


Blogpost ini diikutsertakan ke lomba penulisan blog yang dilaksanakan oleh Telkom Indihome

No comments: